Assalamualaikum Wr Wb! Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Bikum ! Terima Kasih atas Kunjungannya Ke Web Kami Yang Sederhana kami ini ! Semoga Bermanfaat Buat Pengunjung Semuanya. Amin

Selasa, 03 April 2012

Tauhid Tafsili III (Habis)

Oleh : Tgk. Gunawan, S.S
(Calon Penghulu pada KUA Kec. Peusangan Selatan Kabupaten Bireuen)


PELAJARAN KETIGA
MEMAKNAI RUKUN-RUKUN IMAN

A.      IMAN KEPADA ALLAH
Iman terbagi 2, yaitu:
1.       iman mujmal adalah iman secara garis besar .
Rukunnya ada 2, yaitu :                                            
a.       iman kepada Allah اَمَنْتُ بِاللهِ وَمَا قَالَ اللهُ ) artinya “ aku percaya dengan Allah dan dengan   barang sesuatu yang difirmankan Allah”.
b.     Iman kepada وْrasulullah ( اَمَنْتُ بِالرَّسُوْلِ وَبِماَ قَالَ الرَّسُلِ ) artinya “ aku percaya dengan rasulullah dan dengan barang sesuatu yang disabdakan rasulullah”.    
2.       iman tafsil adalah iman secara terperinci. Rukunnya ada 6 sebagaimana yang telah disebutkan diatas pada pelajaran kedua.
 Dibawah ini kita akan mengetahui beberapa pelajaran yang menyebutkan kaifiyat keimanan kepada Allah dengan cara-cara yang telah diuraikan oleh para ulama, kiranya dengan kita mempelajari dan mengamalkan I’tiqad tersebut , kita menjadi golongan ahlus- sunnah wal jamaah yang dijamin masuk syurga oleh Allah sebagaimana yang telah dikabarkan oleh rasul.
1.1. Mempelajari I’tiqad 50
Dalam pembahasan ini,  penulis mengajak santri dan murid untuk dapat memahami dan mempelajari   20 sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat yang mustahil bagi Allah, 1 sifat yang harus (jaiz) bagi Allah, dan 9 yang wajib diyakini bagi tiap-tiap mukallaf (aqil baligh),  yang jumlah semuanya adalah 50 I’tiqad.
Berikut  ini adalah penjelasan butir- butir yang telah disebutkan diatas. Penulis dalam bahasan ini tidak lagi menyebutkan secara rinci 20 sifat yang wajib bagi Allah dan lain- lainnya, dikarenakan pada bahasan nantinya akan penulis sebutkan secara rinci adanya.
Sifat 20 terbagi 4, yaitu:
1.Sifat nafsiah: yaitu tiap-tiap hal yang wajib bagi zat selama kekal zat, tiada dikarenakan suatu apapun. sifat nafsiah ini maujud pada dzihin (hati, jiwa atau benak) dan tidak maujud pada kharij (kenyataan).  Arti dzihin adalah keyakinan pada hati, sedangkan arti kharij yaitu: andaikata dibuka hijab, niscaya kita dapat melihat sifat itu berdiri pada zat.
 Sifat nafsiah ada 1, yaitu:
-           Wujud, maknanya ada wujud Allah selama-lamanya.
2.Sifat salbiah: yaitu tiap-tiap sifat yang menunjukkan atas menafikan  barang yang tidak patut dengan Allah jalla wa a’zza. Sifat salbiah ini tidak maujud pada dzihin (hati) dan tidak maujud pada kharij (kenyataan).
Sifat salbiah ada 5,yaitu:
-          Qidam (sedia), maknanya sedia Allah ta’ala, tiada didahului oleh a’dam (ketiadaan).
-          Baqa’ (kekal), maknanya kekal Allah tiada bersambung oleh a’dam(ketiadaan).
-          Mukhalafatuhu lilhawadis, maknanya tiada sama Allah ta’ala dengan makhluk, tiada sama pada zat, sifat dan perbuatan
-          Qiyamuhu binafsih, maknanya tiada berhajat Allah ta’ala kepada orang yang menjadikan diri-Nya dan tiada berhajat kepada tempat berdirinya zat.
-          Wahdaniah, maknanya Esa Zat Allah, Sifatnya, dan Perbuatannya. Zat Allah tidak terbagi-bagi dalam beberapa juzu’ dari pada anggota badan , tidak bersusun dari pada urat, darah dan daging, dan tidak bercerai kepada zat yang lain. Esa pada sifat, tiap satu sifat, tiada sifat yang lain.  Esa pada perbuatan, tiada suatu perbuatan yang serupa dengan perbuatan Allah.
3.Sifat ma’ani: yaitu tiap-tiap sifat maujud (yang ada) yang berdiri pada zat yang maujud yang mewajibkan zat bersifat suatu hukum. Sifat ma’ani ini maujud pada dzihin (hati) dan maujud pada kharij (andaikata dibuka hijab, niscaya kita dapat melihat sifat itu berdiri pada zat)
Sifatnya ada 7, yaitu:
-          Qudrah (kuasa)
-          Iradah (berkehendak)
-          Ilmu (mengetahui)
-          Hayah (hidup)
-          Sama ’(mendengar)
-          Basar (melihat)
-          Kalam (berkata-kata)
4.Sifat maknawiyah: yaitu tiap-tiap hal yang wajib bagi zat selama kekal zat, hal keadaannya yang maujud pada dzihin (hati) dan tiada maujud pada kharij (kenyataan).
Sifat maknawiyah ada 7, yaitu:
-          Qadirun (yang kuasa)
-          Muridun (yang berkehendak)
-          A’limun (yang mengetahui)
-          Hayyun (yang hidup)
-          Sami’un (yang mendengar)
-          Basirun (yang melihat)
-          Mutakallimun (yang berkata-kata)
Adapun 6 sifat yang ada ta’luknya, yaitu:
-          Qudrah, yakni memberi bekasan bagi segala yang mungkin (baharu), mungkin maujud, mungkin ma’dum, dan mungkin qabdhu (genggaman)
-          Iradah, yakni memberi bekasan bagi segala yang mungkin (baharu), mungkin maujud, mungkin ma’dum, dan mungkin qabdhu(genggaman)
-          Sama’, yakni ta’luk kenyataan pada segala yang maujud, baik maujud qadim, maupun maujud hadis.
-          Basar, yakni ta’luk kenyataan pada segala yang maujud, baik maujud qadim, maupun maujud hadis.
-          Ilmun, yakni ta’luk kenyataan pada segala yang wajib, mustahil dan yang jaiz.
-          Kalam, yakni ta’luk dilalah (membuktikan) pada segala yang wajib, mustahil dan jaiz.
Arti ta’luk adalah tuntutan dari pada sifat akan suatu pekerjaan  yang  melebihi  dari pada tempat berdirinya zat.
20 sifat yang mustahil merupakan lawan dari pada yang wajib, dalam masalah ini tidak lagi disebutkan bahasannya.
 1 sifat yang jaiz adalah memperbuat oleh Allah akan segala yang mumkin (baharu) atau meninggalkannya .
 9 I’tiqad yang wajib atas tiap-tiap mukallaf untuk mengetahuinya, yaitu:
1.       Wajib I’tiqad mustahil Allah ta’ala kewajiban atasnya membuat segala yang mungkin atau meninggalkannya yaitu lawannya yang harus.
2.       Wajib I’tiqad mahasuci Allah ta’ala dari pada mengambil faedah dalam segala perbuatannya atau didalam hukumnya.
3.       Wajib I’tiqad mustahil Allah ta’ala mengambil faedah tersebut (lawan nomor 2)
4.       Wajib I’tiqad tiada memberi bekas segala mumkin (baharu) dengan kuatnya.
5.       Wajib I’tiqad mustahil memberi bekas segala yang baharu  dengan kuatnya.
6.       Wajib I’tiqad baharu sekalian alam
7.       Wajib I’tiqad qidam sekalian alam
8.       Wajib I’tiqad tiada memberi bekas dari pada yang mumkin (baharu) dengaan tabiatnya.
9.       Wajib I’tiqad mustahil pada sekalian mumkin (baharu) memberi bekas dengan tabiatnya.            
Jumlah 50 aqaid yang telah disebutkan terbagi dalam 2 bagi, yaitu:
1.       28 aqaid termasuk dalam istigna (terkaya Allah dari pada selainnya)
-          Wujud beserta lawannya yang mustahil
-          Qidam beserta lawannya yang mustahil
-          Baqa’ beserta lawannya yang mustahil
-          Mukhalafatuhulil hawadis beserta lawannya yang mustahil
-          Qiyamuhu binafsih beserta lawannya yang mustahil
-          Sama’ beserta lawannya yang mustahil
-          Basar beserta lawannya yang mustahil
-          Kalam beserta lawannya yang mustahil
-          Samiun beserta lawannya yang mustahil
-          Basirun beserta lawannya yang mustahil
-          Mutakallimun beserta lawannya yang mustahil
-          Maha suci Allah ta’ala mengambil faedah dalam segala perbuatannya atau didalam hukumnya beserta lawannya yang mustahil
-          Tiada wajib atas Allah memperbuat segala yang mumkin atau meninggalkannya beserta lawannya yang mustahil, yaitu harus (jaiz)
-          Tiada memberi bekas  segala yang mumkin (baharu) dengan kuatnya beserta lawannya yang mustahil.

2.       22 aqaid termasuk dalam iftiqar (berhajat tiap-tiap barang selainnya kepada Allah).
-          Wahdaniah beserta lawannya yang mustahil
-          Qudrah beserta lawannya yang mustahil
-          Iradah beserta lawannya yang mustahil
-          Ilmu beserta lawannya yang mustahil
-          Hayah beserta lawannya yang mustahil
-          Qadirun beserta lawannya yang mustahil
-          Muridun beserta lawannya yang mustahil
-          A’limun beserta lawannya yang mustahil
-          Hayyun beserta lawannya yang mustahil
-          Baharu sekalian alam beserta lawannya yang mustahil
-          Tiada memberi bekas dari pada yang mumkin (baharu) dengan tabiatnya beserta lawannya yang mustahil.
1.2. Mempelajari I’tiqad 70
                20 sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah ,1 sifat yang jaiz (yang harus)  pada Allah, 4 sifat yang wajib pada rasul, 4 sifat yang mustahil pada rasul, 4 sifat hal keadaan nabi dan rasul, 4 hal keadaan yang mustahil pada segala nabi dan rasul, dan 12 sifat perbuatan Allah, maka jumlahnya adalah 70  I’tiqad.
                Dibawah ini hanya disebutkan beberapa sifat nabi dan lain-lain menyangkut pokok  I’tiqad 70. Untuk bahasan selanjutnya tidak lagi penulis cantumkan, karena sudah ada dipermulaan, terutama menyangkut sifat wajib pada Allah, sifat mustahil dan sifat yang jaiz dikarenakan untuk mempersingkat catatan.
4 Sifat yang wajib pada rasul shalawatullahi alaihim wasalamuhu, yaitu:
-          Sidiq, maknanya benar segala perkataan rasul, perbuatan, dan diam rasul seperti yang dimaksudkan oleh Allah swt.
-          Amanah, maknanya tiada memperbuat oleh rasul perbuatan yang haram, makruh, dan tiada memperbuat perbuatan yang mubah, melainkan ketaatan pada Allah.
-          Tabligh, maknanya menyampaikan oleh rasul segala perintah Allah kepada segala kaum
-          Fathanah, maknanya kuasa segala rasul melahirkan hujjah kepada segala kaum ketika didakwa kaumnya (cerdik).
4 sifat yang mustahil tidak lagi disebutkan dalam bahasan ini dikarenakan telah memahami sifat yang wajib pada rasul dipermulaan.
1 sifat yang harus (jaiz) pada segala rasul, yaitu berperangai tubuh manusia seumpama makan, minum dan tidur,  yang tiada mengurangi martabat rasul yang mulia, seperti sakit gila atau sakit besar.
4 sifat hal keadaan para nabi dan rasul yaitu:
-          Basyarun ( بَشَرٌ ), artinya nabi adalah manusia.
-          Rajulun ( رَجُلٌ ), artinya nabi adalah laki-laki.
-          Afdhalul insan (أَفْضَلُ اْلإنْسَا نِ ), artinya nabi adalah manusia yang terlebih.
-          Ibnu halal (إِبْنُ حَلاَ لِ ), artinya nabi itu dari keturunan yang suci.
4 sifat hal yang mustahil pada nabi dan rasul, yaitu:
-          Mustahil nabi dikatakan jin atau malaikat
-          Mustahil nabi dikatakan perempuan 
-          Mustahil nabi itu manusia yang kekurangan
-          Mustahil nabi dikatakan anak haram
12 sifat fi’il (perbuatan) pada Allah, yaitu:
-          Mubdiun ( مُبْدِئٌ ), maknanya Allah memperbuat segala nyawa
-          Khaliqun ( خَالِقٌ ), maknanya Allah yang memperbuat segala tubuh
-          Ra-zikun ( رَازِقٌ ), maknanya Allah yang memberi rizki
-          Muhyi ( مُحْيِ ), maknanya Allah yang memberi hidup
-          Mumi-it (مُمِيْتُ ), maknanya Allah yang memberi mati
-          Mu-i’d  ( مُعِيْدٌ ), maknanya Allah yang akan mengembalikan nyawa hamba
-          Baa-’is بَاعِثٌ ), maknanya Allah yang membangkitkan didalam kubur
-          Ha-syir حَاشِرٌ ) , maknanya Allah yang menghimpun dipadang mahsyar
-          Muhsibun ( مُحْسِبٌ ), maknanya Allah yang menghitung amal hamba
-          Mujazin ( مُجَازٍ ), maknanya Allah yang balas amal hamba
-          Mudhillun ( مُضِلٌّ ), maknanya Allah yang memberi  jalan sesat, seperti kafir, munafiq, dan zindiq
-          Ha-adin (هَادٍ  ), maknanya Allah yang memberi jalan petunjuk yang benar

Keterangan:
·         Munafik adalah orang yang pura-pura dalam agamanya, islam pada lahir, dan kafir pada batin
·         Zindik adalah orang atheis, dan tidak bertuhan.
Dibawah ini ada beberapa tambahan makna tauhid menyangkut aqaidul iman setelah kita memahami i’tiqad 50 dan 70, i’tiqad berikut  ini  dipahami didalam kalimah syahadah yang pertama, yaitu la ila ha illallah:
Adapun la ila ha illallah, terdiri dari pada beberapa kalimah.  Dalam kajiannya kalimah ini terdiri dari pada huruf lam yang faedahnya adalah nafi (meniadakan) , dan yang ditiadakan itu dinamakan dengan manfi (meniadakan segala sesuatu yang lain yang mempunyai sifat ketuhanan), kemudian diiisbatkan (ditetatpkan keadaan zat yang mempunyai sifat ketuhanan), yaitu Allah swt jua, tiada bandingannya yang lain, sehingga nyatalah yang musabbat (yang ditetapkan) itu Cuma untuk Allah, Dialah tuhan sebenar-benarnya lagi mempunyai sifat kesempurnaan dan tidak bagi Allah suatu sifat kekurangan.  Selanjutnya, inilah makna lain dari syahadah tauhid yang telah dijelaskan oleh ulama ahli sunnah waljamaah, sebagai mana berikut ini:
1.       Tidak ada  Tuhan yang disembah dengan sebenarnya , melainkan hanya Allah yang disembah dengan sebenar-benarnya.
2.       Tidak ada yang terkaya dari pada selain Allah, dan berhajat kepada Allah oleh sekalian yang baharu. Tidak ada tuhan yang disembah dengan sebenarnya, melainkan lazim bagi bagi tuhan yang disembah dengan sebenarnya itu terkaya dari pada baharu, lagi berhajatlah kepada Allah oleh tiap-tiap yang baharu
3.       Tidak ada yang wajib wujudnya, kecuali Allah saja yang wajib wujudnya
4.       Tidak berhak membuat ibadah kepada (selain Allah) dengan sebenarnya-benarnya, melainkan hanya Allah saja yang berhak diibadati dengan sebenarnya.
5.       Tidak ada yang menjadikan sekalian makhluk, melainkan Allah yang menjadikan tiap-tiap se suatu.
6.       Tidak ada yang memberi rizki, melainkan Allah yang memberi rizki bagi tiap-tiap makhluk
7.       Tidak ada yang menghidupi, melainkan Allah yang menghidupi tiap-tiap sesuatu
8.       Tidak ada yang mematikan, melainkan Allah yang menentukan matinya tiap-tiap sesuatu.
9.       Tidak ada yang menggerakkan, melainkan Allah yang menggerakkan tiap-tiap sesuatu
10.   Tidak ada yang mendiamkan, melainkan Allah yang mendiamkan tiap-tiap sesuatu
11.   Tidak ada yang dapat memberi mamfaat kecuali Allah yang dapat memberi mamfaat bagi tiap-tiap sesuatu
12.   Tidak ada yang dapat memudharatkan, melainkan Allah yang sebenarnya yang dapat membuat mudharat tiap-tiap sesuatu
13.   Tidak ada yang melakukan didalam segala keadaan, melainkan Allah yang melakukan semua keadaan.


B.      IMAN KEPADA MALAIKAT
Malaikat  adalah tubuh nuraniyah (diciptakan dari pada cahaya yang lembut)  yang diberi kuasa oleh Allah menyerupai akan rupa yang berbeda-beda yang bukan laki-laki dan bukan pula perempuan, tidak makan dan tidak pula minum.
                Makna beriman kepada malaikat adalah suatu keyakinan yang jazam (tidak ragu-ragu) dengan bahwa sekalian malaikat itu benar adanya, mereka adalah hamba-hamba yang dimulyakan, lagi tidak bermaksiat kepada Allah terhadap perkara yang telah diperintahkan serta memperbuat oleh sekalian  mereka akan tugas-tugas yang telah diperintahkan. Jumlah malaikat sangat banyak tapi tidak diketahui jumlah besarnya, melainkan oleh Allah, akan tetapi yang wajib kita ketahui ada 10 malaikat, diantaranya yaitu:
1.       Jibril, tugasnya menurunkan wahyu
2.       Mika-il, tugasnya menurunkan hujan
3.       Israfil, tugasnya meniupkan terompet pada hari kiamat
4.       I’zrail, tugasnya mencabut nyawa manusia
5.       Munkar, tugasnya menanyakan dalam kubur
6.       Nakir, tugasnya menanyakan dalam kubur
7.       Raqib, tugasnya mencatat amal yang baik
8.       Atib, tugasnya mencatat amal yang buruk
9.       Ridwan, tugasnya menjaga syurga
10.   Malik, tugasnya menjaga nuraka

C.      IMAN KEPADA KITAB
                Kitab adalah pedoman hidup yang diberikan Allah (didalam kitab-kitab) yang diturunkan kepada rasul-Nya .
 Makna iman kepada kitab adalah keyakinan yang jazam (tidak ragu-ragu) dengan bahwasanya segala kitab Allah diturunkan kepada segala rasulnya untuk menyatakan dalam kitabnya akan segala perintah Allah dan larangan Allah, janji Allah dan balasannya.
Kitab-kitab yang turunkan sangat banyak, diantaranya yang wajib diimani, yaitu:
1.       Taurat adalah kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Musa untuk menyatakan hukum syariat dan aqidah yang benar dan memberi  kabar gembira dengan lahirnya nabi dari pada keturunan Isma’il, yaitu nabi kita Muhammad saw. Taurat yang ada sekarang telah dirobah, karena kitab taurat sekarang ini tidak lagi disebutkan mengenai masalah syurga , neraka, hari  berbangkit, padang mahsyar dan hari pembalasan
2.       Injil adalah kitab Allah yang diturunkan kepada nabi I’sa untuk berdakwah kepada kaumnya dalam mengesakan Allah, dan menasahkan (membatalkan) sebagian hukum- hukum taurat yang sebagian, dan memberi kabar gembira dengan lahirnya penutup segala nabi, yaitu nabi kita Muhammad saw. Injil yang ada sekarang ada 4 naskah tiap-tiapnya telah dirobah serta digantikan, karena injil sekarang disusun sesudah diangkatnya nabi I’sa dalam kurun waktu 200 tahun setelah nabi I’sa.
3.       Zabur adalah kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Daud. Dalam kitab ini tidak memuat tentang hukum syariat karena bahwasanya nabi Daud diperintahkan untuk mengikuti syariat nabi Musa, akan tetapi didalam zabur disebutkan pelajaran, janji-janji dan hikmah. 
4.       Qur’an adalah kitab Allah yang paling mulia yang diturunkan kepada nabi termulia, yaitu nabi kita Muhammad saw yang merupakan penutup segala kitab Allah dan membatalkan kitab-kitab sebelumnya. Hukum yang terdapat dalam alqur’an tetap berlaku hingga hari kiamat dan tidak akan mengalami perubahan serta takkan bisa digantikan.

D.      IMAN KEPADA RASUL
                Makna iman  kepada rasul adalah suatu keyakinan yang jazam (tidak ragu-ragu), dengan bahwasanya Allah mengutus rasul-rasul sebagai rahmat dan karunia untuk menggembirakan orang-orang yang beriman dengan pahala syurga dan memberi kabar duka bagi orang-orang kafir dan maksiat dengan siksaan serta menyatakan bagi manusia akan barang yang mereka  bantahkan kepada rasul dalam pekerjaan dunia maupun agama, padahal mereka (para rasul) terpelihara dari pada dosa, dan tiap-tiap mereka  mendatangkan kekuasaan Allah dengan mukjizat. Jumlah rasul sangat banyak, tidak diketahui jumlah mereka, melainkan Allah swt, diantara mereka yang wajib kita ketahui ada 25 nabi dan rasul, yaitu:
1.       Adam as                       11. Yusuf as                        21. Yunus as
2.       Idris as                          12. Ayyub as                       22. Zakaria as
3.       Nuh as                          13. Syuib as                         23. Yahya as
4.       Hud as                          14. Musa as                        24. I’sa as
5.       Shalih as                       15. Harun as                       25. Muhammad saw
6.       Ibrahim as                   16. Zulkifli as
7.       Luth as                          17. Daud as
8.       Ismail as                       18. Sulaiman as
9.       Ishak as                        19. Ilyas as
10.   Ya’kub as                     20. Ilyasa’ as
Mukjizat adalah perkara yang menyalahi adat untuk menyatakan kebenaran rasul, seperti tongkat nabi Musa menjadi ular besar dan keluar unta didalam batu besar terjadi pada mukjizat nabi Shalih, dan turunnya hidangan dari langit beserta bermacam-macam makanan didalamnya dan dapat menyembuhkan penyakit yang berat-berat dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah yang terjadi pada mukjizat nabi I’sa as, dan juga seperti terbelahnya bulan turun kehadapan nabi Muhammad saw beserta mengucap syahadah atas membenarkan nabi Muhammad saw, keluar air pada selah-selah anak jari nabi kita Muhammad saw didalam waktu yang sangat panas pada hari hudaibiyah sehingga dapat digunakan oleh 1500 orang untuk keperluan berwudhuk dan minum dan banyak lagi mukjizat nabi kita yang tidak kita sebutkan.

E.       IMAN KEPADA HARI KIAMAT
Hari kiamat adalah suatu hari yang berubah didalamnya alam dan nyata padanya perkara yang besar dan sangat menakutkan, maka dibangkitkan pada hari itu akan manusia dari kuburnya untuk hari pembalasan.
Makna iman pada hari kiamat merupakan pokok keimanan yang jazam (tidak ragu-ragu) dan akan terjadi. Pada hari itu Allah menghimpunkan kita dalam suatu timbangan pada hari yang akan diketahui.
Perkara-perkara yang nyata pada hari kiamat
1.       Yaumil Nafkhi adalah hari dimana mendengar bunyi yang amat dahsyat, selaku pemberitahuan hari kiamat  telah tiba, sehingga dengan mendengar bunyi itu matilah semua makhluk yang ada dilangit dan yang ada dibumi tanpa terkecuali.
2.       Yaumul Hasyri adalah hari dimana manusia digiring sekalian mereka sesudah berbangkit dari kubur mereka dalam suatu ketinggian untuk mendapatkan keputusan diantara mereka.
3.       Yaumul Hisab adalah hari dimana tiap-tiap manusia dihitung atas sekalian amalan mereka terhadap apa-apa yang telah dikerjakan.
4.       Yaumul Mizan adalah hari pertimbangan segala amal hamba, adapun yang beriman maka beratlah kebaikannya, dan ringan keburukannya. Adapun orang-orang kafir, maka ringan kebaikannya dan berat keburukannya. Adapun orang-orang yang diberatkan timbangannya maka dia berada dalam  I’syatir radhiyah (kehidupan yang menyenangkan). Orang-0rang yang ringan timbangnya, maka tempatnya adalah ummu hawiyah (api yang sangat panas)
5.       Yaumul Kitab adalah hari pemberitahuan buku catatan amal.
6.       Yaumal Shirat adalah hari meniti, menyeberangi jembatan yang panjang diatas tepi neraka.
7.       Yaumul Jazaa’( yaumiddiin), adalah hari pembalasan
8.       Haudh adalah telaga nabi kita Muhammad , yang panjangnya perjalanan sebulan, airnya lebih putih dari pada susu, dan baunya terlebih wangi dari pada kesturi, gayungnya seperti bintang dilangit. Orang yang meminum air dari padanya maka tidak akan merasa haus   selamanya.
9.       Syurga adalah rumah bagi orang yang mendapat pahala yang telah dijadikan oleh Allah  bagi orang yang ahli tauhid dan taat, dan mereka mempunyai derajat  disisi Allah dengan pertimbangan iman dan amal. Selanjutnya Allah memberikan nama( gelaran) untuk syurga sesuai dengan sifatnya, diantaranya yaitu:
a.       Jannatul Ma’waجنة المأوى )= syurga tempat kembali, karena memang syurga itu tempat kembali dan pulangnya seluruh hamba-hamba Allah yang beriman dan beramal shaleh serta bertaqwa kepada Allah.( Q.S An-najmu ayat: 15)
b.      Jannatul A’dn (جنة عدن )= syurga tempat tinggal yang kekal, memang syurga itu kekal selama-lamanya. Lihat surat al-faatir ayat: 33
c.       Daarul Khuluud (دار الخلود )= perumahan yang kekal. Lihat Q.S Al-Qaf ayat: 34
d.      Al- Firdaus ( الفردوس )= taman kesenangan. ( Q.S Al-Mukminun ayat: 11)
e.      Darussalam ( دارالسلام)= perumahan kesejahteraan, memang penghuni syurga tidak pernah merasakan susah, sedih, dan sakit, hanya saja mereka merasakan damai dan sejahtera. Lihat Q.S Yunus ayat: 25
f.        Darul Muqaamah ( دار المقامة )= perumahan ketenangan, memang penghuni syurga itu suasananya tenang, penuh kedamaian, tidak ada yang namanya usaha keras dan banting tulang untuk mendapatkan yang diinginkan. ( Q.S Faatir ayat: 35 )
10.   Neraka adalah rumah bagi orang yang berdosa yang telah dijadikan oleh Allah bagi orang kafir, dan maksiat. Adapun orang-orang kafir yang masuk neraka, maka tidak akan pernah keluar dari padanya selama-lamanya dan tidak pernah diringankan untuk mereka segala azab, tidak pula mereka mendapatkan pertolongan. Adapun orang-orang maksiat yang dimasukkan didalam neraka mustilah mereka dikeluarkan dari padanya, dan tiada kekal didalamnya karena didalam hati mereka ada sedikit dari pada iman.

F.       IMAN KEPADA QADAR BAIK DAN BURUK
                Makna iman kepada qadar adalah keyakinan yang jazam dengan bahwasanya barangmana ada dari pada gerak dan diam, baik dan buruk, mamfaat dan mudharat, merupakan suatu keputusan dan ketetapan dari pada Allah. Bersabda rasulullah saw: “ tidaklah beriman oleh salah seorang hamba, sehingga beriman dengan 4 perkara: sehingga dia bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang disembah melainkan Allah, dan bahwasanya aku (Muhammad) adalah utusan Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, dan beriman dengan hari berbangkit  sesudah mati, dan beriman dengan ketetapan baik dan buruknya, manis dan pahitnya dari pada Allah.
                Demikianlah sejumlah pelajaran yang dapat kita pahami, kiranya Allah swt memberi taufiq dan hidayah kepada kita, Mudah-mudahkan kita memasuki syurga Allah dengan penuh Kenikmatan dan selalu dalam Ridha-Nya. Amin.  Buku ini selesai 19 Muharram 1433 H, atau bertepatan dengan hari kamis, tanggal 15 Desember 2011 M.



DAFTAR PUSTAKA

 1.       USMAN BIN ABDULLAH, SIFAT DUA PULUH, PUTRA ACEH SEJATI: BANDA ACEH
2.       MUHAMMAD BASYA IBN HASAN FIH, DASAR-DASAR ILMU TAUHID, MAKTABAH GHALI, BIREUEN
3.       AL HAJJI ABDURRAHMAN BIN HAJI MUHAMMAD ALI, KIFAYATUL MUBTADI-IN, MAKTABAH DARUL HIKMAH.
4.       --------------------------------,  TUHFATUR-RAGHIBIN, PUTRA ACEH SEJATI: BANDA ACEH
5.       MOH.MOENAWAR, KATA MUTIARA KALIMAH THOYYIBAH, PT AL’MA’ARIF, BANDUNG-CETAKAN KEDUA: 1981
6.       TGK.MUHIBUDDIN,S.HI, NAZAM FARDHU A’IN, LPI MUDI MESJID RAYA SAMALANGA, CETAKAN PERTAMA: 2010
7.       ABD RAHMAN BIN SAQAF , AL AQA’IDUD-DINIYAH, MAKTABAH SUMBER KELUARGA: SEMARANG
8.       USTAD  FAIRUS MASDUQI, SEPULUH SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA, TERBIT TERANG: SURABAYA
9.       DR. BADRI YATIM, M.A, SEJARAH PERADABAN ISLAM, PT RAJA GRAFINDO PERSADA: JAKARTA


2 komentar:

JADWAL SHALAT DI SELURUH WILAYAH INDONESIA

Jazakumullah Kullu Khair Wa Ahsanu Jaza
Terima Kasih Atas Kunjungan nya !
Kirimkan segala Kritikan, saran dan masukan sobat-sobat semua
ke alamat : kuapeusanganselatan@gmail.com