(Calon Penghulu pada KUA Kec. Peusangan Selatan Kabupaten
Bireuen)
PELAJARAN KETIGA
MEMAKNAI RUKUN-RUKUN IMAN
A. IMAN KEPADA ALLAH
Iman terbagi
2, yaitu:
1. iman
mujmal adalah iman secara garis besar .
Rukunnya ada 2, yaitu :
a.
iman
kepada Allah ( اَمَنْتُ بِاللهِ وَمَا قَالَ اللهُ ) artinya
“ aku percaya dengan Allah dan dengan barang
sesuatu yang difirmankan Allah”.
b. Iman
kepada وْrasulullah ( اَمَنْتُ بِالرَّسُوْلِ وَبِماَ قَالَ الرَّسُلِ ) artinya “ aku percaya dengan rasulullah
dan dengan barang sesuatu yang disabdakan rasulullah”.
2. iman
tafsil adalah iman secara terperinci. Rukunnya ada 6 sebagaimana yang telah
disebutkan diatas pada pelajaran
kedua.
Dibawah ini kita akan mengetahui beberapa pelajaran
yang menyebutkan kaifiyat
keimanan kepada Allah dengan
cara-cara yang telah diuraikan oleh para ulama, kiranya dengan kita mempelajari dan mengamalkan I’tiqad tersebut , kita
menjadi golongan ahlus- sunnah wal jamaah yang dijamin masuk syurga oleh Allah sebagaimana
yang telah dikabarkan oleh rasul.
1.1. Mempelajari I’tiqad 50
Dalam pembahasan ini, penulis mengajak santri dan murid untuk dapat
memahami dan mempelajari 20 sifat yang
wajib bagi Allah, 20 sifat yang mustahil bagi Allah, 1 sifat yang harus (jaiz)
bagi Allah, dan 9 yang wajib diyakini bagi tiap-tiap mukallaf (aqil baligh), yang jumlah semuanya adalah 50 I’tiqad.
Berikut ini
adalah penjelasan butir- butir yang telah disebutkan diatas. Penulis dalam
bahasan ini tidak lagi menyebutkan secara rinci 20 sifat yang wajib bagi Allah
dan lain- lainnya, dikarenakan pada bahasan nantinya akan penulis sebutkan
secara rinci adanya.
Sifat 20 terbagi 4, yaitu:
1.Sifat nafsiah: yaitu tiap-tiap hal yang wajib bagi zat
selama kekal zat, tiada dikarenakan suatu apapun. sifat nafsiah ini maujud pada
dzihin (hati, jiwa atau benak) dan tidak maujud pada kharij (kenyataan). Arti dzihin adalah keyakinan pada hati,
sedangkan arti kharij yaitu: andaikata dibuka hijab, niscaya kita dapat melihat
sifat itu berdiri pada zat.
Sifat nafsiah ada 1, yaitu:
-
Wujud, maknanya ada wujud Allah
selama-lamanya.
2.Sifat salbiah: yaitu tiap-tiap sifat yang menunjukkan atas
menafikan barang yang tidak patut dengan
Allah jalla wa a’zza. Sifat
salbiah ini tidak maujud pada dzihin (hati) dan tidak maujud pada kharij (kenyataan).
Sifat salbiah ada 5,yaitu:
-
Qidam (sedia), maknanya sedia Allah ta’ala, tiada didahului oleh a’dam (ketiadaan).
-
Baqa’ (kekal),
maknanya kekal Allah tiada bersambung oleh a’dam(ketiadaan).
-
Mukhalafatuhu lilhawadis, maknanya tiada sama
Allah ta’ala dengan makhluk, tiada sama pada zat, sifat dan perbuatan
-
Qiyamuhu binafsih, maknanya tiada berhajat Allah
ta’ala kepada orang yang menjadikan diri-Nya dan tiada berhajat kepada tempat
berdirinya zat.
-
Wahdaniah, maknanya Esa Zat Allah, Sifatnya,
dan Perbuatannya. Zat Allah tidak terbagi-bagi dalam beberapa juzu’ dari pada anggota badan , tidak
bersusun dari pada urat, darah dan daging, dan tidak bercerai kepada zat yang
lain. Esa pada sifat, tiap satu sifat, tiada sifat yang lain. Esa pada perbuatan, tiada suatu
perbuatan yang serupa dengan perbuatan Allah.
3.Sifat ma’ani: yaitu tiap-tiap sifat maujud (yang ada)
yang berdiri pada zat yang maujud yang mewajibkan zat bersifat suatu hukum.
Sifat ma’ani ini maujud pada dzihin (hati) dan maujud pada kharij (andaikata
dibuka hijab, niscaya kita dapat melihat sifat itu berdiri pada zat)
Sifatnya ada 7, yaitu:
-
Qudrah (kuasa)
-
Iradah (berkehendak)
-
Ilmu (mengetahui)
-
Hayah (hidup)
-
Sama ’(mendengar)
-
Basar (melihat)
-
Kalam (berkata-kata)
4.Sifat maknawiyah: yaitu tiap-tiap hal yang wajib bagi zat selama
kekal zat, hal keadaannya yang maujud pada dzihin (hati) dan tiada maujud
pada kharij (kenyataan).
Sifat maknawiyah ada 7, yaitu:
-
Qadirun (yang
kuasa)
-
Muridun (yang
berkehendak)
-
A’limun (yang
mengetahui)
-
Hayyun (yang
hidup)
-
Sami’un (yang
mendengar)
-
Basirun (yang
melihat)
-
Mutakallimun (yang
berkata-kata)
Adapun 6 sifat yang ada ta’luknya, yaitu:
-
Qudrah,
yakni memberi bekasan bagi segala yang mungkin (baharu), mungkin maujud, mungkin
ma’dum, dan mungkin qabdhu (genggaman)
-
Iradah,
yakni memberi bekasan bagi segala yang mungkin (baharu), mungkin maujud, mungkin
ma’dum, dan mungkin qabdhu(genggaman)
-
Sama’,
yakni ta’luk kenyataan pada segala yang maujud, baik maujud qadim, maupun
maujud hadis.
-
Basar,
yakni ta’luk kenyataan pada segala yang maujud, baik maujud qadim, maupun
maujud hadis.
-
Ilmun, yakni ta’luk kenyataan pada segala yang
wajib, mustahil dan yang jaiz.
-
Kalam, yakni
ta’luk dilalah (membuktikan) pada
segala yang wajib, mustahil dan jaiz.
Arti ta’luk adalah
tuntutan dari pada sifat akan suatu
pekerjaan yang melebihi
dari pada tempat berdirinya zat.
20 sifat yang mustahil merupakan lawan
dari pada yang wajib, dalam masalah ini tidak lagi disebutkan bahasannya.
1 sifat yang jaiz adalah memperbuat
oleh Allah akan segala yang
mumkin (baharu) atau meninggalkannya
.
9
I’tiqad yang wajib atas tiap-tiap mukallaf untuk mengetahuinya, yaitu:
1.
Wajib I’tiqad mustahil Allah ta’ala kewajiban atasnya membuat
segala yang mungkin atau meninggalkannya yaitu lawannya yang harus.
2.
Wajib I’tiqad mahasuci Allah ta’ala dari pada mengambil faedah
dalam segala perbuatannya atau didalam hukumnya.
3.
Wajib I’tiqad mustahil Allah ta’ala mengambil faedah tersebut (lawan nomor 2)
4.
Wajib I’tiqad tiada memberi bekas segala mumkin (baharu)
dengan kuatnya.
5.
Wajib I’tiqad mustahil memberi bekas segala yang baharu dengan kuatnya.
6.
Wajib I’tiqad baharu sekalian alam
7.
Wajib I’tiqad qidam sekalian alam
8.
Wajib I’tiqad tiada memberi bekas dari pada yang
mumkin (baharu) dengaan tabiatnya.
9.
Wajib I’tiqad mustahil pada sekalian mumkin (baharu)
memberi bekas dengan
tabiatnya.
Jumlah 50
aqaid yang telah disebutkan terbagi dalam 2 bagi, yaitu:
1. 28
aqaid termasuk dalam istigna (terkaya
Allah dari pada selainnya)
-
Wujud beserta lawannya yang mustahil
-
Qidam beserta lawannya yang mustahil
-
Baqa’ beserta lawannya yang mustahil
-
Mukhalafatuhulil hawadis beserta lawannya yang
mustahil
-
Qiyamuhu binafsih beserta lawannya yang mustahil
-
Sama’ beserta lawannya yang mustahil
-
Basar beserta lawannya yang mustahil
-
Kalam beserta lawannya yang mustahil
-
Sami’un
beserta lawannya yang mustahil
-
Basirun beserta lawannya yang mustahil
-
Mutakallimun beserta lawannya yang mustahil
-
Maha suci Allah ta’ala mengambil faedah dalam
segala perbuatannya atau didalam hukumnya beserta lawannya yang mustahil
-
Tiada wajib atas Allah memperbuat segala yang mumkin atau meninggalkannya beserta
lawannya yang mustahil, yaitu harus (jaiz)
-
Tiada memberi bekas segala yang mumkin (baharu) dengan kuatnya beserta lawannya yang mustahil.
2.
22 aqaid termasuk dalam iftiqar (berhajat tiap-tiap barang selainnya
kepada Allah).
-
Wahdaniah beserta lawannya yang mustahil
-
Qudrah beserta lawannya yang mustahil
-
Iradah beserta lawannya yang mustahil
-
Ilmu beserta lawannya yang mustahil
-
Hayah beserta lawannya yang mustahil
-
Qadirun beserta lawannya yang mustahil
-
Muridun beserta lawannya yang mustahil
-
A’limun beserta lawannya yang mustahil
-
Hayyun beserta lawannya yang mustahil
-
Baharu sekalian alam beserta lawannya yang
mustahil
-
Tiada memberi bekas dari pada yang mumkin (baharu)
dengan tabiatnya beserta lawannya yang mustahil.
1.2. Mempelajari I’tiqad
70
20 sifat yang wajib bagi Allah, 20 sifat
mustahil bagi Allah ,1 sifat yang jaiz (yang harus) pada Allah, 4 sifat yang wajib pada rasul, 4
sifat yang mustahil pada rasul, 4 sifat hal keadaan nabi dan rasul, 4 hal
keadaan yang mustahil pada segala nabi dan rasul, dan 12 sifat perbuatan Allah,
maka jumlahnya adalah 70 I’tiqad.
Dibawah
ini hanya disebutkan beberapa sifat nabi dan lain-lain menyangkut pokok I’tiqad 70. Untuk bahasan selanjutnya tidak lagi penulis cantumkan, karena
sudah ada dipermulaan, terutama menyangkut sifat wajib pada Allah, sifat mustahil dan sifat yang jaiz dikarenakan
untuk mempersingkat catatan.
4 Sifat yang wajib pada rasul shalawatullahi
alaihim wasalamuhu, yaitu:
-
Sidiq, maknanya
benar segala perkataan rasul, perbuatan,
dan diam rasul seperti yang dimaksudkan oleh Allah swt.
-
Amanah, maknanya tiada memperbuat oleh rasul
perbuatan yang haram, makruh, dan
tiada memperbuat perbuatan yang mubah, melainkan ketaatan pada Allah.
-
Tabligh, maknanya menyampaikan oleh rasul segala
perintah Allah kepada segala
kaum
-
Fathanah, maknanya kuasa segala rasul melahirkan
hujjah kepada segala kaum ketika didakwa kaumnya (cerdik).
4 sifat yang mustahil tidak
lagi disebutkan dalam bahasan ini dikarenakan telah memahami sifat yang wajib
pada rasul dipermulaan.
1 sifat yang harus (jaiz)
pada segala rasul, yaitu berperangai tubuh manusia seumpama makan, minum dan tidur, yang tiada mengurangi martabat rasul yang
mulia, seperti sakit gila atau sakit besar.
4 sifat hal keadaan para nabi
dan rasul yaitu:
-
Basyarun ( بَشَرٌ ), artinya
nabi adalah manusia.
-
Rajulun ( رَجُلٌ ), artinya
nabi adalah laki-laki.
-
Afdhalul insan (أَفْضَلُ اْلإنْسَا
نِ ),
artinya nabi adalah manusia yang terlebih.
-
Ibnu halal (إِبْنُ حَلاَ لِ
), artinya nabi itu dari keturunan yang suci.
4 sifat hal yang mustahil pada
nabi dan rasul, yaitu:
-
Mustahil
nabi dikatakan jin atau malaikat
-
Mustahil
nabi dikatakan perempuan
-
Mustahil
nabi itu manusia yang kekurangan
-
Mustahil
nabi dikatakan anak haram
12 sifat fi’il (perbuatan)
pada Allah, yaitu:
-
Mubdiun ( مُبْدِئٌ ), maknanya Allah memperbuat segala nyawa
-
Khaliqun ( خَالِقٌ ), maknanya Allah yang memperbuat segala tubuh
-
Ra-zikun ( رَازِقٌ
),
maknanya Allah yang memberi rizki
-
Muhyi ( مُحْيِ ),
maknanya Allah yang memberi hidup
-
Mumi-it (مُمِيْتُ ),
maknanya Allah yang memberi mati
-
Mu-i’d
( مُعِيْدٌ ), maknanya Allah yang akan mengembalikan
nyawa hamba
-
Baa-’is ( بَاعِثٌ ),
maknanya Allah yang
membangkitkan didalam kubur
-
Ha-syir ( حَاشِرٌ ) , maknanya Allah yang menghimpun dipadang mahsyar
-
Muhsibun ( مُحْسِبٌ ), maknanya Allah yang menghitung amal hamba
-
Mujazin ( مُجَازٍ ),
maknanya Allah yang balas amal hamba
-
Mudhillun ( مُضِلٌّ ),
maknanya Allah yang
memberi jalan sesat, seperti kafir, munafiq,
dan zindiq
-
Ha-adin (هَادٍ ), maknanya Allah yang memberi jalan petunjuk yang
benar
Keterangan:
·
Munafik
adalah orang yang pura-pura dalam agamanya, islam pada lahir, dan kafir pada
batin
·
Zindik
adalah orang atheis, dan tidak bertuhan.
Dibawah ini ada beberapa tambahan makna tauhid
menyangkut aqaidul iman setelah kita memahami i’tiqad 50 dan 70, i’tiqad
berikut ini dipahami didalam kalimah syahadah yang
pertama, yaitu la ila ha illallah:
Adapun la ila ha illallah,
terdiri dari pada beberapa kalimah. Dalam
kajiannya kalimah ini terdiri dari pada huruf lam yang faedahnya adalah nafi
(meniadakan) , dan yang ditiadakan itu dinamakan dengan manfi (meniadakan
segala sesuatu yang lain yang mempunyai sifat ketuhanan), kemudian diiisbatkan
(ditetatpkan keadaan zat yang mempunyai sifat ketuhanan), yaitu Allah swt jua,
tiada bandingannya yang lain, sehingga nyatalah yang musabbat (yang ditetapkan)
itu Cuma untuk Allah, Dialah tuhan sebenar-benarnya lagi mempunyai sifat
kesempurnaan dan tidak bagi Allah suatu sifat kekurangan. Selanjutnya, inilah makna lain dari syahadah
tauhid yang telah dijelaskan oleh ulama ahli sunnah waljamaah, sebagai mana
berikut ini:
1.
Tidak ada
Tuhan yang disembah dengan sebenarnya , melainkan hanya Allah yang
disembah dengan sebenar-benarnya.
2.
Tidak ada yang terkaya dari pada selain Allah,
dan berhajat kepada Allah oleh sekalian yang baharu. Tidak ada tuhan yang
disembah dengan sebenarnya, melainkan lazim bagi bagi tuhan yang disembah
dengan sebenarnya itu terkaya dari pada baharu, lagi berhajatlah kepada Allah oleh tiap-tiap yang baharu
3.
Tidak ada yang wajib wujudnya, kecuali Allah
saja yang wajib wujudnya
4.
Tidak berhak membuat ibadah kepada (selain
Allah) dengan sebenarnya-benarnya, melainkan hanya Allah saja yang berhak
diibadati dengan sebenarnya.
5.
Tidak ada yang menjadikan sekalian makhluk,
melainkan Allah yang menjadikan tiap-tiap se suatu.
6.
Tidak ada yang memberi rizki, melainkan Allah
yang memberi rizki bagi tiap-tiap makhluk
7.
Tidak ada yang menghidupi, melainkan Allah yang
menghidupi tiap-tiap sesuatu
8.
Tidak ada yang mematikan, melainkan Allah yang
menentukan matinya tiap-tiap sesuatu.
9.
Tidak ada yang menggerakkan, melainkan Allah
yang menggerakkan tiap-tiap sesuatu
10.
Tidak ada yang mendiamkan, melainkan Allah yang
mendiamkan tiap-tiap sesuatu
11.
Tidak ada yang dapat memberi mamfaat kecuali
Allah yang dapat memberi mamfaat bagi tiap-tiap sesuatu
12.
Tidak ada yang dapat memudharatkan, melainkan
Allah yang sebenarnya yang dapat membuat mudharat tiap-tiap sesuatu
13.
Tidak ada yang melakukan didalam segala keadaan,
melainkan Allah yang melakukan semua keadaan.
B.
IMAN KEPADA MALAIKAT
Malaikat
adalah tubuh nuraniyah (diciptakan dari pada cahaya yang lembut) yang diberi kuasa oleh Allah menyerupai akan
rupa yang berbeda-beda yang bukan laki-laki dan bukan pula perempuan, tidak
makan dan tidak pula minum.
Makna beriman kepada
malaikat adalah suatu keyakinan yang jazam (tidak ragu-ragu) dengan bahwa
sekalian malaikat itu benar adanya, mereka adalah hamba-hamba yang dimulyakan,
lagi tidak bermaksiat kepada Allah terhadap perkara yang telah diperintahkan
serta memperbuat oleh sekalian mereka akan
tugas-tugas yang telah diperintahkan. Jumlah malaikat sangat banyak tapi tidak
diketahui jumlah besarnya, melainkan oleh Allah, akan tetapi yang wajib kita
ketahui ada 10 malaikat, diantaranya yaitu:
1. Jibril, tugasnya menurunkan wahyu
2. Mika-il, tugasnya menurunkan hujan
3. Israfil, tugasnya meniupkan terompet pada hari
kiamat
4. I’zrail, tugasnya mencabut nyawa manusia
5. Munkar, tugasnya menanyakan dalam kubur
6. Nakir, tugasnya menanyakan dalam kubur
7. Raqib, tugasnya mencatat amal yang baik
8. Atib, tugasnya mencatat amal yang buruk
9. Ridwan, tugasnya menjaga syurga
10. Malik, tugasnya menjaga nuraka
C.
IMAN KEPADA KITAB
Kitab adalah pedoman hidup yang
diberikan Allah (didalam kitab-kitab) yang diturunkan
kepada rasul-Nya .
Makna iman kepada kitab adalah keyakinan yang
jazam (tidak ragu-ragu) dengan
bahwasanya segala kitab Allah
diturunkan kepada segala rasulnya untuk menyatakan dalam kitabnya akan segala
perintah Allah dan larangan Allah, janji Allah dan balasannya.
Kitab-kitab yang
turunkan sangat banyak, diantaranya
yang wajib diimani, yaitu:
1. Taurat
adalah kitab Allah yang
diturunkan kepada nabi Musa untuk menyatakan hukum syariat dan aqidah yang
benar dan memberi kabar gembira dengan
lahirnya nabi dari pada keturunan Isma’il, yaitu nabi kita Muhammad saw. Taurat
yang ada sekarang telah dirobah, karena kitab taurat sekarang ini tidak lagi
disebutkan mengenai masalah syurga , neraka, hari berbangkit, padang mahsyar dan hari
pembalasan
2. Injil
adalah kitab Allah yang
diturunkan kepada nabi I’sa untuk berdakwah kepada kaumnya dalam mengesakan
Allah, dan menasahkan (membatalkan)
sebagian hukum- hukum taurat yang
sebagian, dan memberi kabar
gembira dengan lahirnya penutup segala nabi, yaitu nabi kita Muhammad saw.
Injil yang ada sekarang ada 4 naskah tiap-tiapnya telah dirobah serta
digantikan, karena injil
sekarang disusun sesudah diangkatnya nabi I’sa dalam kurun waktu 200 tahun
setelah nabi I’sa.
3. Zabur
adalah kitab Allah yang
diturunkan kepada nabi Daud. Dalam kitab ini tidak memuat tentang hukum syariat karena bahwasanya nabi
Daud diperintahkan untuk
mengikuti syariat nabi Musa,
akan tetapi didalam zabur disebutkan pelajaran, janji-janji dan hikmah.
4. Qur’an
adalah kitab Allah yang
paling mulia yang diturunkan kepada nabi termulia, yaitu nabi kita Muhammad saw yang merupakan penutup segala kitab Allah dan membatalkan kitab-kitab sebelumnya. Hukum yang terdapat dalam alqur’an tetap
berlaku hingga hari kiamat dan tidak akan mengalami perubahan serta takkan bisa
digantikan.
D.
IMAN KEPADA RASUL
Makna iman kepada rasul adalah suatu keyakinan yang jazam
(tidak ragu-ragu), dengan bahwasanya Allah mengutus rasul-rasul sebagai rahmat
dan karunia untuk menggembirakan orang-orang yang beriman dengan pahala syurga
dan memberi kabar duka bagi orang-orang kafir dan maksiat dengan siksaan serta
menyatakan bagi manusia akan barang yang mereka bantahkan kepada rasul dalam pekerjaan dunia
maupun agama, padahal mereka (para rasul) terpelihara dari pada dosa, dan
tiap-tiap mereka mendatangkan kekuasaan
Allah dengan mukjizat. Jumlah rasul sangat banyak, tidak diketahui
jumlah mereka, melainkan Allah swt, diantara mereka yang wajib kita ketahui ada
25 nabi dan rasul, yaitu:
1. Adam
as 11. Yusuf as 21. Yunus as
2. Idris
as 12. Ayyub as 22. Zakaria as
3. Nuh
as 13. Syuib as 23. Yahya as
4. Hud
as 14. Musa as 24. I’sa as
5. Shalih
as 15. Harun as 25. Muhammad saw
6. Ibrahim
as 16. Zulkifli as
7. Luth
as 17. Daud as
8. Ismail
as 18. Sulaiman as
9. Ishak
as 19. Ilyas as
10. Ya’kub
as 20. Ilyasa’ as
Mukjizat adalah perkara yang menyalahi adat untuk
menyatakan kebenaran rasul, seperti tongkat nabi Musa menjadi ular besar dan
keluar unta didalam batu besar terjadi pada mukjizat nabi Shalih, dan turunnya
hidangan dari langit beserta bermacam-macam makanan didalamnya dan dapat
menyembuhkan penyakit yang berat-berat dan menghidupkan orang mati dengan izin
Allah yang terjadi pada mukjizat nabi I’sa as, dan juga seperti terbelahnya
bulan turun kehadapan nabi Muhammad saw beserta mengucap syahadah atas
membenarkan nabi Muhammad saw, keluar air pada selah-selah anak jari nabi kita
Muhammad saw didalam waktu yang sangat panas pada hari hudaibiyah sehingga
dapat digunakan oleh 1500 orang untuk keperluan berwudhuk dan minum dan banyak
lagi mukjizat nabi kita yang tidak kita sebutkan.
E. IMAN KEPADA HARI KIAMAT
Hari kiamat adalah suatu hari yang berubah
didalamnya alam dan nyata padanya perkara yang besar dan sangat menakutkan,
maka dibangkitkan pada hari itu akan manusia dari kuburnya untuk hari
pembalasan.
Makna iman
pada hari kiamat merupakan pokok keimanan yang jazam (tidak ragu-ragu) dan akan terjadi. Pada hari itu Allah
menghimpunkan kita dalam suatu timbangan pada hari yang akan diketahui.
Perkara-perkara yang nyata pada hari kiamat
1. Yaumil Nafkhi adalah hari dimana mendengar
bunyi yang amat dahsyat, selaku pemberitahuan hari kiamat telah tiba, sehingga dengan mendengar bunyi
itu matilah semua makhluk yang ada dilangit dan yang ada dibumi tanpa
terkecuali.
2. Yaumul Hasyri adalah hari dimana manusia digiring
sekalian mereka sesudah berbangkit dari kubur mereka dalam suatu ketinggian
untuk mendapatkan keputusan diantara mereka.
3. Yaumul Hisab adalah hari dimana
tiap-tiap manusia dihitung atas sekalian amalan mereka terhadap apa-apa yang
telah dikerjakan.
4. Yaumul Mizan adalah hari pertimbangan segala amal hamba,
adapun yang beriman maka beratlah kebaikannya, dan ringan keburukannya. Adapun
orang-orang kafir, maka ringan kebaikannya dan berat keburukannya. Adapun
orang-orang yang diberatkan timbangannya maka dia berada dalam I’syatir radhiyah (kehidupan yang menyenangkan). Orang-0rang yang ringan timbangnya, maka tempatnya adalah ummu hawiyah (api yang sangat panas)
5. Yaumul Kitab adalah hari pemberitahuan
buku catatan amal.
6. Yaumal Shirat adalah hari meniti, menyeberangi jembatan yang
panjang diatas tepi neraka.
7. Yaumul Jazaa’( yaumiddiin), adalah hari
pembalasan
8. Haudh
adalah telaga nabi kita Muhammad , yang panjangnya perjalanan sebulan, airnya
lebih putih dari pada susu, dan baunya terlebih wangi dari pada kesturi,
gayungnya seperti bintang dilangit. Orang yang meminum air dari padanya maka
tidak akan merasa haus selamanya.
9. Syurga
adalah rumah bagi orang yang mendapat pahala yang telah dijadikan oleh Allah bagi orang yang ahli tauhid dan taat, dan
mereka mempunyai derajat disisi Allah
dengan pertimbangan iman dan amal.
Selanjutnya Allah memberikan nama( gelaran) untuk syurga sesuai dengan
sifatnya, diantaranya yaitu:
a. Jannatul Ma’wa( جنة المأوى
)= syurga tempat kembali,
karena memang syurga itu tempat kembali dan pulangnya seluruh hamba-hamba Allah
yang beriman dan beramal shaleh serta bertaqwa kepada Allah.( Q.S An-najmu
ayat: 15)
b. Jannatul A’dn (جنة عدن
)= syurga tempat tinggal
yang kekal, memang syurga itu kekal selama-lamanya. Lihat surat al-faatir ayat:
33
c. Daarul Khuluud (دار الخلود
)= perumahan yang kekal.
Lihat Q.S Al-Qaf ayat: 34
d. Al- Firdaus ( الفردوس
)= taman kesenangan. (
Q.S Al-Mukminun ayat: 11)
e. Darussalam (
دارالسلام)= perumahan kesejahteraan, memang penghuni syurga tidak pernah merasakan
susah, sedih, dan sakit, hanya saja mereka merasakan damai dan sejahtera. Lihat
Q.S Yunus ayat: 25
f.
Darul
Muqaamah ( دار المقامة )= perumahan ketenangan, memang penghuni syurga itu suasananya tenang, penuh
kedamaian, tidak ada yang namanya usaha keras dan banting tulang untuk
mendapatkan yang diinginkan. ( Q.S Faatir ayat: 35 )
10. Neraka
adalah rumah bagi orang yang berdosa yang telah dijadikan oleh Allah bagi orang
kafir, dan maksiat. Adapun orang-orang kafir yang masuk neraka, maka tidak akan
pernah keluar dari padanya selama-lamanya dan tidak pernah diringankan untuk
mereka segala azab, tidak pula mereka mendapatkan pertolongan. Adapun
orang-orang maksiat yang dimasukkan didalam neraka mustilah mereka dikeluarkan
dari padanya, dan tiada kekal didalamnya karena didalam hati mereka ada
sedikit dari pada iman.
F. IMAN KEPADA QADAR BAIK DAN BURUK
Makna iman kepada
qadar adalah keyakinan yang jazam dengan bahwasanya barangmana ada dari pada
gerak dan diam, baik dan buruk, mamfaat dan mudharat, merupakan suatu keputusan
dan ketetapan dari pada Allah. Bersabda rasulullah saw: “ tidaklah beriman oleh
salah seorang hamba, sehingga beriman dengan 4 perkara: sehingga dia bersaksi
bahwa tidak ada tuhan yang disembah melainkan Allah, dan bahwasanya aku (Muhammad)
adalah utusan Allah yang telah mengutusku dengan kebenaran, dan beriman dengan
hari berbangkit sesudah mati, dan
beriman dengan ketetapan baik dan buruknya, manis dan pahitnya dari pada Allah.
Demikianlah sejumlah
pelajaran yang dapat kita pahami, kiranya Allah swt memberi taufiq dan hidayah
kepada kita, Mudah-mudahkan kita memasuki syurga Allah dengan penuh Kenikmatan
dan selalu dalam Ridha-Nya. Amin. Buku
ini selesai 19 Muharram 1433 H, atau bertepatan dengan hari kamis, tanggal 15
Desember 2011 M.
DAFTAR PUSTAKA
1. USMAN BIN ABDULLAH, SIFAT DUA PULUH, PUTRA ACEH
SEJATI: BANDA ACEH
2. MUHAMMAD BASYA IBN HASAN FIH, DASAR-DASAR ILMU TAUHID,
MAKTABAH GHALI, BIREUEN
3. AL HAJJI ABDURRAHMAN BIN HAJI MUHAMMAD ALI, KIFAYATUL MUBTADI-IN,
MAKTABAH DARUL HIKMAH.
4. --------------------------------, TUHFATUR-RAGHIBIN, PUTRA
ACEH SEJATI: BANDA ACEH
5. MOH.MOENAWAR, KATA MUTIARA KALIMAH THOYYIBAH, PT
AL’MA’ARIF, BANDUNG-CETAKAN KEDUA: 1981
6. TGK.MUHIBUDDIN,S.HI, NAZAM FARDHU A’IN, LPI MUDI
MESJID RAYA SAMALANGA, CETAKAN PERTAMA: 2010
7. ABD RAHMAN BIN SAQAF , AL AQA’IDUD-DINIYAH,
MAKTABAH SUMBER KELUARGA: SEMARANG
8. USTAD FAIRUS MASDUQI, SEPULUH
SAHABAT YANG DIJAMIN MASUK SYURGA, TERBIT TERANG: SURABAYA
9. DR. BADRI YATIM, M.A, SEJARAH PERADABAN ISLAM, PT
RAJA GRAFINDO PERSADA: JAKARTA
Izin Copy...?
BalasHapussilahkan~
Hapus